10 Year Challenge

Satu yang sedang menjadi trending di media sosial (facebook, instagram, twitter) saat ini adalah fenomena 10 Year Challenge. Yaitu tantangan untuk mengunggah 2 foto transformasi diri dalam jangka waktu 10 tahun ini. Kalau pada saat ini tahun 2019, maka 10 tahun yang lalu adalah tahun 2009. 2 foto yang diunggah memberi gambaran bagaimana seseorang 10 tahun yang lalu dan bagaimana pada saat ini, dengan memberi caption yang diinginkan. Tapi kali ini aku ga akan ikut-ikutan deh upload foto diri. Cuma mau cerita tentang keinginanku tepat di 10 tahun ini

 

10 Year Challenge-ku

blog.jpg10 tahunku yang lalu sepertinya adalah awal-awal aku nge-blog. Tepat di 10 tahun ini, aku pingin kembali mengisi blog yang sudah lama tak tersentuh. Sebenarnya ini bukan blog pertamaku 10 tahun yang lalu. Blog pertamaku yang juga lama tidak diupdate adalah Dunia Rumah. yang berisi catatan-catatan harian.

Di tahun ini aku mau buat tantangan untukku sendiri. Ingin aktif ngeblog, baik di Dunia Rumah ataupun di Rumah Craft. berusaha berbagi manfaat untuk orang lain. Dari Rumah Craft…. Yuk nge-craft lagi!

Semangat! Semangat! Semangat!

Tas Rajut Anak

Beberapa kali mendapat pesanan rajutan untuk anak perempuan berupa tas. Semuanya request warna pink. Kebetulan masih ada stok benang warna shocking pink dan kombinasi pink lain. Untuk membuat rajutan anak memang mudah, sesuai dengan karakter mereka yang ceria kita bisa memilih warna-warna yang cerah, atau aplikasi hiasan yang lucu dan unik. Bunga-bunga atau karakter kartun cute seperti hello kitty, little duck, dan lain-lain. Untuk anak laki-laki biasanya mobil, dan kendaraan lain. Tapi belum pernah tuh bikin rajutan untuk anak  laki-laki. Mungkin suatu saat deh

Nah ini, ada dua kids bag yang sudah kubuat. Tas rajut mungil dengan tali panjang untuk anak usia 6 tahun. Modelnya simple, hanya dihiasi 3 bunga kecil-kecil dan daun daun.

bag

Yang kedua masih bernuansa pink. Kombinasi shocking pink, merah muda dan putih. Hiasan  masih sama, yaitu bunga-bunga kecil  dan satu bunga yang agak besar.

kid bag

 

Strawberries Coin Purse

Di sela-sela mengerjakan pesanan tas rajut dari teman di indonesia, aku mencoba bikin coin purse untuk refreshing. Aku penasaran sekali pengen mencoba Strawberry Stitch. Setelah googling kesana kemari kutemukan sebuah tutorial straw stitch yang mudah di sini. Karena masih taraf mencoba, jadi bikin proyeknya yang kecil-kecil aja. Asalkan sudah tahu tekniknya…gampanglah untuk nanti bikin proyek yang lebih besar. Lagian ini juga masih pakai stok benang yang dibawa dari indo yang tinggal sedikit.

Setelah menimbang, memperkirakan dan memilih benang, pilihanku jatuh pada proyek  membuat ‘coin purse’. Aku hanya perlu rantai awal sebanyak 20. Selanjutnya untuk alasnya saya pakai sc (single crochet) sebanyak 4 row. Maaf yaah….ga bisa ngasih tutorialnya,  karena nie proyek dadakan. Kapan2 aja bikin tutorialnya…. Insyaa Allah.
Ini dia penampakannya.

Coin Purse

Untuk bagian dalamnya saya lapisi furing dari kain katun, supaya lebih rapi. Dengan tutup resleting warna hijau. Tak nemu hijau yang senada, aku pake yang agak tua’an dikit.

furing purse

 

Puas rasanya. Selama ini ga sempet buat kreasi untuk diri sendiri. Alhamdulillah….akhirnya bisa menikmati handicraft untuk dipake sendiri.
Kalo ada yang minat boleh juga lhoooo…. Tapi pengiriman dari Mesir yaa 🙂

Papan Tiga

Sebenarnya permainan ini sudah ada sejak aku masih duduk di SD. Kami dulu  biasa menyebutnya ‘Tiga’. Ada dua pemain dalam permainan ini yang masing-masing pemain mempunyai 3 buah ‘anak tiga’ (sebutan dari benda berjumlah 3 yang dimiliki setiap pemain, anak tiga bisa dari batu ,kertas , biji-bijian, dll yang berbeda antara pemain satu dan yang lain).  Sebagai papan kami menggambar dengan kapur sebuah persegi seukuran 1 ubin dan membaginya menjadi 9 kotak kecil di dalamnya. Setiap pemain secara bergantian meletakkan anak tiga di setiap kotak untuk bisa membentuk satu garis lurus dengan anak tiganya (bisa vertical, horizontal atau diagonal). Siapa yang lebih dulu membuat garis lurus dialah yang menang.

Beberapa waktu yang lalu aku mengajak anak saya Fatih (usia 5 tahun) untuk bermain dengan permainan ibunya waktu kecil. Hanya dengan menggambar papannya di sebuah buku dan tutup botol warna-warni sebagai anak tiga. Ternyata ia senang sekali. Bahkan bisa bermain lama dengan pemainan papan tiga ini. Yang lebih seru ketika ia bisa menjadi pemenangnya. Walau ibunya bisa menang dengan sekali jalan, tapi lebih seringnya mengalah agar permainan bisa berlangsung lama sehingga anak bisa lebih paham aturan main dan belajar mengatur strategi. Setelah ia cukup paham, baru deh main serius. Permainan sederhana tapi efektif untuk melatih dan mengasah otak.
Akhirnya terbersit ide untuk membuat ‘Papan Tiga’ yang lebih permanen, yaitu dengan memanfaatkan tutup botol minyak dan kain felt sebagai papannya. Lumayan banyak juga lho tutup botol yang sudah aku kumpulkan sampai saat ini. Siap dieksekusi nie.
IMG_6792

 

Fatih  ikut membantu menempel bagian-bagian yang perlu dilem. Ketika sudah jadi, terlihat ia sangat girang dengan mainan barunya. Anak-anak terlihat seru mainnya.  Ada cerita yang lucu ketika anak-anak bermain papan tiga ini, ternyata mereka lebih suka ‘anak tiga bergambar daun-daun’ daripada ‘anak tiga bergambar ulat-ulat kecil’. Ketika ditanya kenapa, jawab mereka geli…  🙂 . Sepertinya orang tua perlu juga lho menghidupkan lagi permainan-permainan tradisional yang lebih banyak muatan kebersamaannya. Bermain bersama-sama dengan teman ternyata lebih seru dan lebih asyik.

Berikut cara aku membuatnya

Alat dan bahan:

6 buah tutup botol, Kain felt, Benang, jarum, gunting dan lem

Cara Membuat

Potong kain felt sesuai keliling lingkaran dan diameter lingkaran tutup botol

IMG_6790

 

Buat daun dan ulat kecil masing-masing 3 buah

IMG_6791

 

 Satukan keliling luar lingkaran dengan lingkaran tutup kemudian masukkan  tutup botol sebagai penyangga

IMG_6799

 

 Tempel daun-daun dan ulat-ulat kecil di atas tutup yang sudah dilapisi kain felt

IMG_6802

 

Potong 2 lembar kain felt, lebihkan ukurannya untuk lembar yang satunya.  Bagi menjadi 9 bagian sama besar (tandai dengan garis) untuk kain felt yang lebih kecil ukurannya. Kemudian jahit dengan menggunakan tikam jejak baian yang sudah ditandai garis. Untuk menggabungkan dengan bagian alas, jahit dengan tusuk festoon

IMG_6803

 

Papan tiga siap dijadikan mainan yang seru.

IMG_6805

Yuk kita maiin!

game

Move to Egypt

Waahhh…ternyata dah hampir 3 bulan nih rumahku ga diupdate. Lama banget yah… Sekalian menginfokan kalo si empunya Rumah Craft sekarang pindah ke Egypt. Yup tepatnya 3 bulan ini, jadi masih terhitung adaptasi dengan lingkungan baru. Tapi tenang aja, banyak yang mau dishare nie….Insyaa Allah. Semoga dimudahkan menemukan mood blogging lagi.
Yup tepatnya tanggal 7 Desember 2013 kemarin aku menginjakkan kaki di bumi

Di atas Samudra Hindia

Yup tepatnya tanggal 7 Desember 2013 kemarin aku menginjakkan kaki di bumi para anbiyaa’ ini. Serasa dalam mimpi. Tapi nyatanya aku memang tidak sedang bermimpi.

Suasana baru, rumah baru, lingkungan baru, teman baru termasuk usaha baru….hehehe.
Tapi satu hal yang tak baru, aku masih ngecraft lho. Jadi tetep bawa deh bahan-bahan dan alat-alat craft-ku. Bebeberapa macam kain, benang-benang, peralatan jahit dan bahkan mesin jahit…xixixi
mj

Bahan-bahan craft yang kubawa ternyata banyak juga ternyata, 1 koper sendiri. Sebagian memang aku tinggal di rumah Ibu, wah ternyata bikin kepikiran deh. Gimana enggak, pengen bikin sesuatu…eh bahannya ga kebawa. Jadi ga maksimal ngecraftnya. Tapi tetep senang kok bisa tetep ngecraft, karena ini salah satu cara mengobati kejenuhan.

Nah, di sini lah sekarang aku tinggal. Di sebuah flat yang terletak di lantai 4. Kalo melihat keluar sana, seolah kulihat tumpukan kardus berdebu. Benar-benar pemandangan baru. Insyaa Allah krasan….

Foto diambil rumah saya lantai 4

Demikian sekilas infonya.  Nantikan info-info selanjutnyaaa….

Paper Quilling Wedding Invitations

Awal-awal oktober lalu jadi hari-hari yang lumayan sibuk buatku, karena aku harus menyelesaikan proyek undangan paper quilling sebanyak 500 undangan. Ceritanya, di awal bulan September ada seseorang yang minta dibikinkan hiasan paper quilling untuk undangan pernikahan. Yah..ini memang kali pertama saya dapat orderan paper quillling. Jadi agak gimana gitu? Antara takut, khawatir, dan penasaran untuk ngambil deh orderannya. Walo sebenarnya paper quillling bukan lagi craft yang baru bagi saya, karena sebelum terjun dibidang kerajinan tangan dan mulai menekuninya, paper quillling jadi craft pertamaku. Tapi untuk menerima orderan PQ, baru kali ini.
OK deh aku ambil…..

Pertama kali aku membuat sample-sample PQ (kupu-kupu dan bentuk hati). Dan akhirny pemesan memilih bentuk hati untuk hiasan undangannya. Saya hanya buat hiasannya saja yaa….kalo untuk undangannya saya sudah terima jadi dari pemesan.

IMG_6457

Kemudian saya coba lagi buat sample rangkaian hati yang lebih kecil dari sample yang di atas. karena space yang disediakan di undangan nanti kurang lebih panjang dan lebarnya 6 cm. Untuk dasar warna hitam aku pakai  kombinasi 3 warna (merah hati, putih dan pink)…request pemesan. Setelah coba-coba 2 sample dibawah ini aku promote ke pemesan.

IMG_6454
OK deh… sepakat untuk urusan model dan warna, hanya ada perubahan dikit untuk pengaturan tata letak warna. Selanjutnya aku mencari info dan berburu alat dan bahan craftnya. Ga kebayang kan membuat 500 undangan…dengan komposisi gulungan seperti sample di atas. 1 rangkaian terdiri dari  1 hati besar (untuk bingkai), 2 hati kecil, 1 hati sedang, 1 gulungan S, 1 gulungan V. Otomatis saya harus buat 500 untuk binkai, 1000 untuk hati kecil, 500 gulungan S, 500 hati sedang, 500 gulungan V.
Aku sendiri merasa yakin dan tak yakin bisa mengerjakannya. Tapi tak ada salahnya dicoba…..

Mulailah aku membuat list, apa-apa yang perlu dikerjakan.  Mulai dari mencari bahan, mencari alat pemotong biar cepet motongnya, menggulung , kemudian merangkai. Sepertinya butuh waktu lumayan lama. Agenda setelah dapet kertasnya, saya coba cari alat pemotong kertas. Setelah googling, ternyata bisa pake paper shredder (penghancur kertas). Meluncurlah saya ke stationary terdekat mencari paper shredder . Yang saya temukan bukan paper shredder yang manual pake tangan, tapi yang otomatis  pake  listrik. Harganya 600 ribu, udah ciut duluan. Sempet nyoba juga sih dan lihat hasil potongannya, ternyata kasar. Ukuran potongan juga lumayan besar kurang lebih 5 mm. Padahal yang kubutuhkan hasil potongan 3mm saja. Saya urungkan untuk beli paper shredder, kemudian pulang ke rumah sambil mikir gimana caranya bisa motong cepet. Sampai di rumah googling lagi mencari alat pemotong kertas lain yang lebih terjangkau di kantong. Oh ternyata ada ada paper cutter, alat pemotong kertas yang biasa kulihat di fotocopy. Harganya juga lumayan murah, ga sampai 150ribu. Jadi pengen balik lagi ke stationary yang tadi, karena kulihat tadi juga ada alat tersebut. But setelah berfikir sejenak akhirnya kuurungkan lagi niat beli paper cutter, mengingat selepas ini alat tersebut mungkin juga jarang aku pakai. Wis…tak coba pake cutter manual aja. Kumulai lah dengan bismillah. Alhamdulilllah potong-memotong succesfully done … (haahhh ….menghela nafas. Nie pekerjaan yang bikin aku pegel lengan n leher)
Taarrraaaa……..

quilling equipment

Proses selanjutnya menggulung. Lumayan santai kalo yang ini. Masih bisa di sambi-sambi.  Oh ya lumayan cepet lho nggulungnya karena pake alat gulung (quilling tool). Aku sempet juga beli beberapa quilling tool di beberapa online shop. Sampai dibela-belain nitip teman yang di Jepang (kebetulan pas pulang). Sampai 4 biji total quilling tool yang aku pesan. Tetapi aku masih nyaman dan enjoy dengan quilling tool buatanku. Bisa diandalkan banget deh. Di bawah ini gulungan yang sudah jadi….. (Masih ada 6 kotak kardus yang ga kefoto)

quilled

Waktu merangkaipun tiba. Inilah yang paling membutuhkan konsentrasi dan ketelitian, karena kuingin hasilnya rapi tidak belepotan lem sana-sini.

wedding

Dan akhirnya proses merangkai undangan ini bisa aku selesaikan dalam waktu kurang dari 1 minggu….. Alhamdulillah

undangan

 

Hampir saya ga percaya deh bisa ngerjakan proyek ini sendirian. Tapi satu yang aku tanamkan di hati ‘Aku yakin aku bisa”. Dan tentunya ini berkat Allah yang telah memudahkan urusanku . Berkat suami dengan segala support dan pengertiannya (memaklumi dengan proyek ini aku jadi jarang masak…..hehehe). Dan si kecil Fatih semangat banget belajar paper quilling demi terlibat dengan aktivitas ibunya…..